*. Hipotesis harus bersifat spesifik
Sering kali kita membuat hipotesis-hipotesis yang umum karena hipotesis-hipotesis tersebut kedengaranya “hebat” dan mengesankan. Sebenarnya hipotesis seperti itu tidak dapat diuji contoh “ (a) Jika komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan rakyat dilakukan sebaik-baiknya, partisipasi dalam pembangunan akan meningkat. (b) Bila siaran pedesaan disesuaikan dengan frame of reference pendengarnya, siaran pedesaan itu akan mencapai sasarannya. Supaya dapat diteliti (researchable), hipotesis-hipotesis “ besar” itu harus dijabarkan menjadi subhipotesis-hipotesis. Dalam subhipotesis digunakan konsep-konsep yang sudah sangat spesifik. Subjek, waktu, target, dan hubungan-hubungan dinyatakan secara jelas dan eksplisit.
Sering kali kita membuat hipotesis-hipotesis yang umum karena hipotesis-hipotesis tersebut kedengaranya “hebat” dan mengesankan. Sebenarnya hipotesis seperti itu tidak dapat diuji contoh “ (a) Jika komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan rakyat dilakukan sebaik-baiknya, partisipasi dalam pembangunan akan meningkat. (b) Bila siaran pedesaan disesuaikan dengan frame of reference pendengarnya, siaran pedesaan itu akan mencapai sasarannya. Supaya dapat diteliti (researchable), hipotesis-hipotesis “ besar” itu harus dijabarkan menjadi subhipotesis-hipotesis. Dalam subhipotesis digunakan konsep-konsep yang sudah sangat spesifik. Subjek, waktu, target, dan hubungan-hubungan dinyatakan secara jelas dan eksplisit.
No comments:
Post a Comment